ada kala yang membuang percuma
ada kala yang membuang makna
ada kala yang membuang nista
ada kala yang membuang do'a
ada kala orang-orang berjejal
mendengarkan riuh musik di jalan
menari-nari sambil tertawa
membawa topeng-topeng monyet
dan berlarian kesana kemari
ada kala orang orang terbungkam
menunduk kepala ditopang tangan
karena serak mereka tak lagi di dengar
semua dibawa pergi oleh seringai
seringai seringai yang mencari makan
makan makan keringat kalian
ya,
jangan kau baca tulisan ini
yang bukan puisi orang suci
ini hanya kumpulan diksi
yang belum punya arti
tapi diksi ini tak kan mati!
dengar?
jelas saja kau tak mendengar
alunan itu kau munafik-kan di gendang telinga
rintihan itu kau libas dengan musik ceria
tapi masih ada
ada
ada
ada
ada suara
ada tangis
ada rintihan
masih ada yang menangis karena lapar
masih ada yang menangis karena dikejar hutang
ada yang masih menangis karena rumahnya dihancurkan
ada
ada
ada
ada alunan itu
ada yang belum kita dengar
ada yang selalu hilang
ditelan bisingnya kota
di injak oleh do'a kita!
seng sugih tambah sugih
seng miskin dadi mindring
aduh.. aduh..
ancur!
alunan lama yang semakin tua
semakin tak terdengar...
benar-benar rangkaian diksi yang dalam...akhirnya aku bisa memahaminya, hehe, good job!
BalasHapussuka mas :) keep writing
BalasHapus@Forsep: Yang benar2 melakukan pekerjaan bagus adalah orang yang membaca dan mampu untuk meng-interpretasi ulang text yang dibacanya... great appreciation. Thanks..
BalasHapus@elfira: makasih... :D
@elfira: kapan aku dijadikan model foto-mu??? hwehwehehe
BalasHapus