CERPEN

Para Pejuang
Merah putih itu masih berkibar bertopang pada sebilah bambu yang ditancapkan di tengah halaman. Dua orang terlihat sedang khusyu’ memandangi kain yang dipermainkan oleh angin sore itu. Hari masih terlihat cerah, wajah dua orang di halaman rumah itu garang. Di bahu kanan kirinya mereka membawa sebuah senapan dan sebilah belati. Wajah mereka juga tak luput dari hiasan coreng-moreng hasil usapan arang.
selengkapnya


Ufuk Senja
Kata-kata itu seperti menusuk telingaku dan membakar sulur nadiku. Lebih terbakar lagi bersama segelas arak yang kutenggak. Mana mungkin itu terjadi??? Aku tak percaya. Tapi semua orang telah menjadi saksi atas peristiwa itu. Semua orang mengelilingiku dan mengatakan hal yang sama. Hal yang tiba-tiba saja membuatku takut.
"Ayahku pulang!!!"
selengkapnya

Lentera 
“Deni, lentera itu sangat berharga. Dia akan menerangi apapun yang ada di dekatnya. Jadilah seperti lentera itu. Kau akan mampu menerangi siapapun yang ada disekelilingmu.” Ucap kakek sehabis makan malam. Sembari tangannya memegang uliran yang ada di lentera dia kembali berkata padaku.
selengkapnya

Garis pada Senja
 “Sayang, apakah kau ingat ketika pertama kali kita duduk di kafe itu?” Suaramu berat.
“ya, aku mengingatnya, sayang.” Dengan suara perlahan aku menjawab.
selengkapnya

Menyulam Cerita
Menatap melalui jendela bis dengan kosong, aku melipat kenangan. Kenangan yang terlalu lebar jika di biarkan begitu saja. Mengisi setiap waktu dan memenuhi kepala. Ah andai saja kepalaku ini seperti sebuah computer yang dilengkapi dengan recycle bin.
selengkapnya