Kamis, 11 Agustus 2011

Kopi Pahit (tanpa gula)

"Day, kenapa kau selalu menyukai kopi pahit?"
"Kenapa kau bertanya hal itu?"
"Menurutku, kau terlalu jauh dari yang umum ada di masyarakat."
"Ah, tidak juga. Lantas, kenapa kau menyukai segelas teh hangat tanpa gula?"
"Karena aku bisa merasakan nikmatnya teh tanpa harus merasakan manisnya gula."
"Hahaha... Sama halnya denganku. Rasa asli dari kopi itu akan bisa kurasakan jika diramu tanpa gula."
Mereka berdua tertawa bersama. Kedai itu menjadi riuh oleh suara mereka. Sebuah tembang dari grup band ibukota mengalun lirih di telinga mereka. ' join... join... kopi...'
Sesaat kemudian Dayat kembali menggumam.
"Aku menikmati asam dan pahitnya kopi ini layaknya aku belajar untuk juga menikmati asam dan pahitnya hidup yang kujalani. Bukankah dengan begitu kita bisa menjalani hidup dengan sebenarnya menjadi manusia, Galih?"
"Ya, kurasa."

6 komentar:

  1. Apakah ini sebuah pembenaran? Haha, sepertinya iya..

    BalasHapus
  2. hwuahaha... kayaknya emang gitu bro...

    BalasHapus
  3. saya mulai berubah ndak minum kopi tanpa gula lagi mas...hehehe

    BalasHapus
  4. eh mas, alamat blogku ganti tuh...

    BalasHapus
  5. dalem bi, tapi memang sebaiknya menikmati kopi pahit daripada nenggak vodka

    BalasHapus
  6. @sadam: hwehehe... ada gula ada semut...
    @forsep: sedalem sumur???

    BalasHapus