Senin, 08 Agustus 2011

Warisan

Dua orang sedang saling berselisih di pinggir jalan. Mereka berdua saling berteriak dan mengumpat. Karena kegaduhan itu, akhirnya beberapa orang juga terpancing untuk ikut menyelesaikan perkara tersebut. Semakin lama semakin banyak orang yang berkumpul, akhirnya jalanan pun macet. Sepeda pancal berhenti. Sepeda motor mematikan mesin. Mobil-mobil juga menempati kerumunan.
Percekcokan antara dua orang tadi masih juga belum selesai. Malahan sebaliknya. Mereka berdua semakin sengit. Wajah mereka berdua memerah, ditambah dengan panasnya terik matahri siang itu. Demi selesainya permasalahan ini, orang-orang yang berkumpul disana membawa mereka berdua ke pengadilan. Mereka percaya, pengadilan mampu menyelesaikan masalah dengan seadil-adilnya (paling tidak ukuran manusia).
Sesampainya di depan Hakim, percekcokan dua orang tadi terhenti, dan hakim bertanya.
"Siapakah diantara kalian yang melakukan kesalahan?"
"Dia!" mereka berdua berteriak dengan spontan. Si Hakim pun mengulang pertanyaan kedua.
"Diantara kalian berdua, siapa yang merasa paling benar?"
"Saya!" mereka berdua kembali menjawab pertanyaan Hakim dengan sigap. Si Hakim hanya manggut-manggut sambil mngernyitkan dahinya. Kemudian dia bertanya lagi.
"Apa kalian mau disalahkan?"
"Tidak!"
"Apa permasalahan kalian?"
"Saya membenci dia karena dia membenci saya." jawab mereka bersamaan
"Kenapa kalian saling membenci?" tanya sang Hakim.
"Saya lupa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar